Selasa, 05 Mei 2015

Laporan KIMIA " Titrasi"



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
TITRASI ASAM BASA








KELOMPOK: 4
Irhami Kurniati                                                Sri Zowan Sari Saputri
Rizki Ramdani Putri                                      Ragil Hapsak Sugiarto
Wahyu Ramadhan                                          L. Mukhlis Maqbul Sani

Kelas: IX.IPA_1


SMAN 1 AIKMEL
Jalan Pendidikan No. 35 Aikmel Lombok Timur
T.P. 2013/2014
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. Yang dengan taufik serta hidayah-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami haturkan shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw yang telah menunjukkan kita jalan kebenaran.
            Terimakasih kami ucapkan kepada guru pembimbing yang telah membantu kami dalam melaksanakan praktikum. Tidak lupa pula kami ucapkan kepada rekan-rekan yang telah turut membantu dalam penyelesaian pembuatan laporan ini.
            Semoga dengan laporan yang kami susun ini, dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kami sendiri dalam pembelajaran yakni sebagai referensi.  Terimakasih.




                                                                                       Aikmel, 24 Januari 2014




                                                                                    Penyusun



DAFTAR ISI

A.     PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
2.      Tujuan
3.      Alat Dan Bahan
4.      Langkah Kerja
5.      Hasil Pengamatan

B.     PEMBAHASAN DAN ISI

C.      PENUTUP

1.      Kesimpulan
2.      Penutup
3.      Kata Pengantar









A.                       PENDAHULUAN

1.     Latar belakang

Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat yang diketahui konsentrasinya secara tepat. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi netralisasi asam basa.
Titik ekuivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam dinetralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. Pada titik ekuivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisasi asam basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang pH dimana titik ekuivalen berada. Pada umumnya titik ekuivalen tersebut sulit diamati, yang mudah diamati adalah titik akhir yang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik ekuivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi dicapai yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik ekuivalen . Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi.
Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, asam kuat dan basa kuat dalam air terurai dengan sempurna. Oleh karena itu, ion hidrogen dan ion hidroksida selama titrasi dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan. Pada titik ekuivalen dari titrasi asam kuat dan basa kuat, pH larutan pada temperatur 25˚C sama dengan pH air yaitu sama dengan 7.
Jika suatu asam atau basa dititrasi, setiap penambahan pereaksi akan mengakibatkan perubahan pH. Grafik yang diperoleh dengan menyalurkan pH terhadap volume pereaksi yang ditambahkan disebut kurva titrasi.

            Ada empat macam perhitungan jika suatu asam dititrasi dengan suatu basa.
-          Titik awal, sebelum penambahan basa.
-          Daerah antara (sebelum titik ekuivalen), larutan mengandung garam dan asam   
           yang berlebih.
-          Titik ekuivalen, larutan mengandung garam.
-          Setelah titik ekuivalen, larutan mengandung garam dan basa berlebih.

Dalam titrasi, suatu larutan yang harus dinetralkan dimasukkan ke dalam wadah atau tabung. Larutan lain yaitu basa, dimasukkan ke dalam buret lalu dimasukkan ke dalam asam, mula-mula cepat, kemudian tetes demi tetes, sampai titik setara dari titrasi tersebut tercapai. Salah satu usaha untuk mencapai titik setara dalam melalui perubahan warna dari indikator asam basa. Titik pada saat titrasi dimana indikator berubah warna dinamakan titik akhir (end point) dari indikator. Yang diperlukan adalah memadankan titik akhir indikator yang perubahannya terjadi dalam selang pH yang meliputi pH sesuai dengan titik setara.
Teori bonsted lowry melukiskan reaksi asam basa dalam  peristiwa perpindahan proton, yaitu perbadingan kekuatan asam basa menentukan kearah mana reaksi asam basa akan terjadi., yaitu dari kombinasi asam basa yang lebih kuat ke yang lebih lemah. Teori lewis memnadang reaksi aram basa dari arah pembentukan ikatan kovalen antara zat penerima pasangn electron (asam) dengan pemberi (donor) electron (basa). Gunanya yang paling besar adalah dalam keadaan dimana reaksi terjadi tanpa kehadiran suatu pelarut atau pada saat suatu asam tidak mengandung atom hidrogen.

            Ada beberapa macam titrasi bergantung pada reaksinya.  Salah satunya adalah titrasi asam basa. Titrasi adalah suatu metode untuk menentukan konsentrasi zat didalam larutan. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan tersebut dengan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Reaksi dilakukan secara bertahap (tetes demi tetes) hingga tepat mencapai titik stoikiometri atau titik setara.

HCl (aq) + NaOH(aq)                        NaCl + H2O (l)

Berdasarkan persamaan stoikiometri untuk reaksi yang sempurna             

                        
MHCl   x  VHCl   =   MNaOH  x  VNaOH




2.    Alat dan Bahan

a.       Alat
-          Statif dan klem
-          Gelas kimia
-          Pipet tetes
-          Labu Erlenmeyer
-          Gelas ukur
-          Corong
-          Buret

b.      Bahan
-          Cuka
-          Larutan HCl 0,1 M
-          Larutan NaOH 0,1 M
-          Larutan H2SO4
-          Indicator fenoflatein
-          Aquades


3.    Langkah Kerja

a.       Praktikum 1
1.      Bilas buret dengan larutan NaOH 0,1 M yang akan dipakai sebanyak 5 mL
2.      Setelah dibilas, isi buret dengan NaOH 0,1 M sebanyak 25 mL
3.      Ambil larutan HCl (belum diketahui konsentrasinya ) sebanyak 10 mL kemudian masukkan ke dalam Erlenmeyer
4.      Tambahkan 3 tetes indicator fenoflatein ke dalam labu tersebut
5.      Letakkan labu yang berisi larutan tadi tepat dibawah buret
6.      Selanjutnya larutan di titrasi dengan NaOH 0,1 M sambil mengguncang labu sampi terjadi perubahn warna (pink)
7.      Catat jumlah NaOH yang habis digunakan
8.      Ulangi langkah tersebut untuk memperoleh data yang akurat
b.      Praktikum 2

1.      Bilas buret dengan larutan NaOH 0,1 M yang akan dipakai sebanyak 5 mL
2.      Setelah dibilas, isi buret dengan NaOH 0,1 M sebanyak 25 mL
3.      Ambil larutan H2SO4  (belum diketahui konsentrasinya ) sebanyak 10 mL kemudian masukkan ke dalam Erlenmeyer
4.      Tambahkan 3 tetes indicator fenoflatein ke dalam labu tersebut
5.      Letakkan labu yang berisi larutan tadi tepat dibawah buret
6.      Selanjutnya larutan di titrasi dengan NaOH 0,1 M sambil mengguncang labu sampi terjadi perubahn warna (pink)
7.      Catat jumlah NaOH yang habis digunakan
8.      Ulangi langkah tersebut untuk memperoleh data yang akurat


c.       Praktikum 3

1.      Buatlah larutan NaOH 0,1 M sebanyak 100 mL dengan menggunakan labu ukur
2.      Isi buret dengan larutan NaOH sampai garis 0 mL
3.      Ambil 5 mL asam cuka lalu encerkan sampai volume 100 mL dalam labu ukur
4.      Masukkan 10 mL larutan asam cuka yang telah diencerkan ke dalam Erlenmeyer
5.      Tetesi dengan indicator fenoflatein sebanyak 3 tetes
6.      Letakkan labu yang berisi larutan tadi tepat dibawah buret
7.      Selanjutnya larutan di titrasi dengan NaOH 0,1 M sambil mengguncang labu sampi terjadi perubahn warna (pink)
8.      Catat jumlah NaOH yang habis digunakan
9.      Ulangi langkah tersebut untuk memperoleh data yang akurat
10.  Hitunglah kadar asam cuka tersebut


4.    Hasil Pengamatan

a.       Praktikum 1

Percobaan
Volume larutan NaOH 0,1 M
Volume larutan HCl
1
Dalam buret  = 25 mL
Tersisa           = 11 mL
Terpakai        = 14 mL
10 mL
2
Dalam buret  = 25 mL
Tersisa           = 11 mL
Terpakai        = 14 mL
10 mL


b.      Praktikum 2
Percobaan
Volume larutan NaOH 0,1 M
Volume larutan H2SO4
1
Dalam buret  = 45 mL
Tersisa           = 16 mL
Terpakai        = 29 mL
10 mL
2
Dalam buret  = 45 mL
Tersisa           = 16 mL
Terpakai        = 29 mL
10 mL


c.       Praktikum 3

Percobaan
Volume larutan NaOH 0,1 M
Volume larutan asam cuka
1
Dalam buret  = 50 mL
Tersisa           = 46 mL
Terpakai        = 4 mL
10 mL
2
Dalam buret  = 50 mL
Tersisa           = 46 mL
Terpakai        = 4 mL
10 mL


B.ISI & PEMBAHASAN

Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat yang diketahui konsentrasinya secara tepat. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi netralisasi asam basa.
Titik ekuivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam dinetralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. Pada titik ekuivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisasi asam basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang pH dimana titik ekuivalen berada. Pada umumnya titik ekuivalen tersebut sulit diamati, yang mudah diamati adalah titik akhir yang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik ekuivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi dicapai yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik ekuivalen . Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi.
Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, asam kuat dan basa kuat dalam air terurai dengan sempurna. Oleh karena itu, ion hidrogen dan ion hidroksida selama titrasi dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan. Pada titik ekuivalen dari titrasi asam kuat dan basa kuat, pH larutan pada temperatur 25˚C sama dengan pH air yaitu sama dengan 7.
Jika suatu asam atau basa dititrasi, setiap penambahan pereaksi akan mengakibatkan perubahan pH. Grafik yang diperoleh dengan menyalurkan pH terhadap volume pereaksi yang ditambahkan disebut kurva titrasi.

            Ada empat macam perhitungan jika suatu asam dititrasi dengan suatu basa.
-          Titik awal, sebelum penambahan basa.
-          Daerah antara (sebelum titik ekuivalen), larutan mengandung garam dan asam   
           yang berlebih.
-          Titik ekuivalen, larutan mengandung garam.
-          Setelah titik ekuivalen, larutan mengandung garam dan basa berlebih.



Dalam titrasi, suatu larutan yang harus dinetralkan dimasukkan ke dalam wadah atau tabung. Larutan lain yaitu basa, dimasukkan ke dalam buret lalu dimasukkan ke dalam asam, mula-mula cepat, kemudian tetes demi tetes, sampai titik setara dari titrasi tersebut tercapai. Salah satu usaha untuk mencapai titik setara dalam melalui perubahan warna dari indikator asam basa. Titik pada saat titrasi dimana indikator berubah warna dinamakan titik akhir (end point) dari indikator. Yang diperlukan adalah memadankan titik akhir indikator yang perubahannya terjadi dalam selang pH yang meliputi pH sesuai dengan titik setara.
Teori bonsted lowry melukiskan reaksi asam basa dalam  peristiwa perpindahan proton, yaitu perbadingan kekuatan asam basa menentukan kearah mana reaksi asam basa akan terjadi., yaitu dari kombinasi asam basa yang lebih kuat ke yang lebih lemah. Teori lewis memnadang reaksi aram basa dari arah pembentukan ikatan kovalen antara zat penerima pasangn electron (asam) dengan pemberi (donor) electron (basa). Gunanya yang paling besar adalah dalam keadaan dimana reaksi terjadi tanpa kehadiran suatu pelarut atau pada saat suatu asam tidak mengandung atom hidrogen.

            Ada beberapa macam titrasi bergantung pada reaksinya.  Salah satunya adalah titrasi asam basa. Titrasi adalah suatu metode untuk menentukan konsentrasi zat didalam larutan. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan tersebut dengan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Reaksi dilakukan secara bertahap (tetes demi tetes) hingga tepat mencapai titik stoikiometri atau titik setara.

HCl (aq) + NaOH(aq)                        NaCl + H2O (l)

Berdasarkan persamaan stoikiometri untuk reaksi yang sempurna             

                        
MHCl   x  VHCl   =   MNaOH  x  VNaOH

Ada dua cara umum untuk mengetahui titik ekivalen pada titrasi asam basa:
1. Memakai pH meter.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekivalen terjadi, dan pada saat itulah titrasi dihentikan.
Titik akhir titrasi yaitu pH pada saat indikator berubah warna dan saat itu juga titrasi dihentikan. Pada titrasi asam kuat dengan basa kuat digunakan indikator Fenolftalein (trayek pH 8,3-10) karena kesalahannya paling kecil. Dalam titrasi ini titik akhir pH>7 dan perubahan warna pada titik akhit titrasi adalah merah.

            Pada praktikum yang telah dilakukan ini, kita dapat menjawab beberapa pertanyaan dari apa yang telah di praktikkan.

a.      Praktikum 1 ( Titrasi HCl dengan NaOH )

1.      Tentukan jumlah volume rata-rata larutan NaOH yang digunakan

Pada praktik 1, kami melakukan praktik sebanyak 2 kali, maka volume rata-rata yang digunakan adalah sebagai berikut:

                     
                           = 14 mL

2.      Tentukan jumlah mol larutan NaOH 0,1  yang digunakan

n. NaOH         =  M. V
                        = 0, 1  x  14
                        = 1,4 mmol


3.      Tentukan jumlah mol HCl berdasarkan perbandingan koefisien reaksi

HCl (aq) + NaOH(aq)                  NaCl + H2O (l)

                               
                  mol HCl = 1,4 mmol

4.      Tentukan kemolaran larutan HCl tersebut

MHCl   x   VHCl        =    MNaOH   x  VNaOH
          MHCl    =                                                     
                        =    0,14 M


b.      Praktikum 2 (Titrasi H2SO4 dengan NaOH )

1.      Tentukan jumlah volume rata-rata larutan NaOH yang digunakan

Pada praktik 2, kami melakukan praktik sebanyak 2 kali, maka volume rata-rata yang digunakan adalah sebagai berikut:

                     
                           = 29 mL

2.      Tentukan jumlah mol larutan NaOH 0,1  yang digunakan

n. NaOH         =  M. V
                        = 0, 1  x  29
                        = 2,9  mmol


3.      Tentukan jumlah mol H2SO4 berdasarkan perbandingan koefisien reaksi

 H2SO4 (aq) + 2NaOH(aq)                       NaSO4 + 2H2O (l)

                               
                  mol H2SO4 = 1,45  mmol

4.      Tentukan kemolaran larutan HCl tersebut

M H2SO4   x   V H2SO4         =    MNaOH   x  VNaOH
          M. H2SO4           =                                                     
                                    =    0,29 M


c.       Praktikum 3 ( Titrasi CH3COOH dengan NaOH )

1.      Tentukan jumlah volume rata-rata larutan NaOH yang digunakan

Pada praktik 3, kami melakukan praktik sebanyak 2 kali, maka volume rata-rata yang digunakan adalah sebagai berikut:

                     
                           = 4 mL

2.      Tentukan jumlah mol larutan NaOH 0,1  yang digunakan

n. NaOH         =  M. V
                        = 0, 1  x  4
                        = 0,4 mmol

3.      Tentukan jumlah mol asam cuka berdasarkan perbandingan koefisien reaksi

  NaOH(aq) + CH3COOH                     CH3COONa + H2O (l)

                                        
                  mol HCl = 0,4 mmol

4.      Tentukan kemolaran larutan HCl tersebut

M CH3COOH   x   V CH3COOH          =    MNaOH   x  VNaOH
          M CH3COOH                     =                                                     
                                                =    0,04 M

5.      Tentukan kadar CH3COOH (
             M        =
                
            2,4       = 10,5  . kadar
            Kadar  = 0,22
















C. PENUTUP

1.     KESIMPULAN
1.      Titrasi merupakan cara penentuan konsentrasi suatu larutan dengan volume tertentu dengan menggunakan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dan mengukur volumenya secara pasti. Bila titrasi menyangkut titrasi asam-basa maka disebut dengan titrasi adisi-alkalimetri. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut dengan titran.
2.      Jika asam ditetesi basa, maka PH larutan naik, sebaliknya jika larutan basa ditetesi asam maka PH larutan akan turun.
3.      Titik ekivalen merupakan keadaan dimana jumlah mol asam tepat habis bereaksi dengan jumlah mol basa.
4.      Titik akhir titrasi adalah titik dalam titrasi yang ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi pink.
5.      Perubahan PH dalam titrasi asam basa disebut kurva titrasi.


2.    PENUTUP

            Demikian laporan ini kami buat, kami menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif, baik dari pembaca maupun guru pembimbing agar kami dapat memperbaiki kesalahan kami. Kami mohon maaf apabila banyak kesalahan dalam pembuatan laporan ini karena kami masih dalam proses pembelajaran. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi kami. Terimakasih.
                                                                                                Aikmel, 24 Oktober 2013


                                                                                    Penyusun


3.    DAFTAR PUSTAKA















Tidak ada komentar:

Posting Komentar