LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
TITRASI ASAM BASA
KELOMPOK: 4
Irhami Kurniati Sri
Zowan Sari Saputri
Rizki Ramdani Putri Ragil
Hapsak Sugiarto
Wahyu Ramadhan L.
Mukhlis Maqbul Sani
Kelas: IX.IPA_1
SMAN 1 AIKMEL
Jalan Pendidikan No. 35 Aikmel Lombok Timur
T.P. 2013/2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. Yang
dengan taufik serta hidayah-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami haturkan shalawat
dan salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw yang telah menunjukkan kita
jalan kebenaran.
Terimakasih kami
ucapkan kepada guru pembimbing yang telah membantu kami dalam melaksanakan
praktikum. Tidak lupa pula kami ucapkan kepada rekan-rekan yang telah turut
membantu dalam penyelesaian pembuatan laporan ini.
Semoga dengan
laporan yang kami susun ini, dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi
kami sendiri dalam pembelajaran yakni sebagai referensi. Terimakasih.
Aikmel, 24 Januari 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
A. PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
2.
Tujuan
3.
Alat Dan Bahan
4.
Langkah Kerja
5.
Hasil Pengamatan
B. PEMBAHASAN DAN ISI
C. PENUTUP
1.
Kesimpulan
2.
Penutup
3.
Kata Pengantar
A.
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Titrasi merupakan salah satu cara
untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan
tersebut dengan zat yang diketahui konsentrasinya secara tepat. Prinsip dasar
titrasi asam basa didasarkan pada reaksi netralisasi asam basa.
Titik ekuivalen pada titrasi asam
basa adalah pada saat dimana sejumlah asam dinetralkan oleh sejumlah basa.
Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. Pada titik ekuivalen
ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisasi asam basa.
Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang pH
dimana titik ekuivalen berada. Pada umumnya titik ekuivalen tersebut sulit
diamati, yang mudah diamati adalah titik akhir yang dapat terjadi sebelum atau
sesudah titik ekuivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik
akhir titrasi dicapai yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik
akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik ekuivalen . Dengan pemilihan
indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi.
Pada titrasi asam kuat dan basa
kuat, asam kuat dan basa kuat dalam air terurai dengan sempurna. Oleh karena
itu, ion hidrogen dan ion hidroksida selama titrasi dapat langsung dihitung
dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan. Pada titik ekuivalen dari titrasi
asam kuat dan basa kuat, pH larutan pada temperatur 25˚C sama dengan pH air
yaitu sama dengan 7.
Jika suatu asam atau basa dititrasi,
setiap penambahan pereaksi akan mengakibatkan perubahan pH. Grafik yang diperoleh
dengan menyalurkan pH terhadap volume pereaksi yang ditambahkan disebut kurva
titrasi.
Ada
empat macam perhitungan jika suatu asam dititrasi dengan suatu basa.
-
Titik awal, sebelum penambahan basa.
-
Daerah antara (sebelum titik ekuivalen), larutan mengandung garam dan asam
yang
berlebih.
-
Titik ekuivalen, larutan mengandung garam.
-
Setelah titik ekuivalen, larutan mengandung garam dan basa berlebih.
Dalam titrasi, suatu larutan yang
harus dinetralkan dimasukkan ke dalam wadah atau tabung. Larutan lain yaitu
basa, dimasukkan ke dalam buret lalu dimasukkan ke dalam asam, mula-mula cepat,
kemudian tetes demi tetes, sampai titik setara dari titrasi tersebut tercapai.
Salah satu usaha untuk mencapai titik setara dalam melalui perubahan warna dari
indikator asam basa. Titik pada saat titrasi dimana indikator berubah warna
dinamakan titik akhir (end point) dari indikator. Yang diperlukan adalah
memadankan titik akhir indikator yang perubahannya terjadi dalam selang pH yang
meliputi pH sesuai dengan titik setara.
Teori bonsted lowry melukiskan reaksi asam basa
dalam peristiwa perpindahan proton,
yaitu perbadingan kekuatan asam basa menentukan kearah mana reaksi asam basa
akan terjadi., yaitu dari kombinasi asam basa yang lebih kuat ke yang lebih
lemah. Teori lewis memnadang reaksi aram basa dari arah pembentukan ikatan
kovalen antara zat penerima pasangn electron (asam) dengan pemberi (donor)
electron (basa). Gunanya yang paling besar adalah dalam keadaan dimana reaksi
terjadi tanpa kehadiran suatu pelarut atau pada saat suatu asam tidak
mengandung atom hidrogen.
Ada beberapa macam titrasi bergantung pada
reaksinya. Salah satunya adalah titrasi
asam basa. Titrasi adalah suatu metode untuk menentukan konsentrasi zat didalam
larutan. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan tersebut dengan larutan
yang sudah diketahui konsentrasinya. Reaksi dilakukan secara bertahap (tetes
demi tetes) hingga tepat mencapai titik stoikiometri atau titik setara.
HCl (aq) + NaOH(aq) NaCl + H2O (l)
Berdasarkan persamaan stoikiometri untuk reaksi yang sempurna
MHCl x VHCl
= MNaOH x
VNaOH
2. Alat dan Bahan
a. Alat
-
Statif dan klem
-
Gelas kimia
-
Pipet tetes
-
Labu Erlenmeyer
-
Gelas ukur
-
Corong
-
Buret
b. Bahan
-
Cuka
-
Larutan HCl 0,1 M
-
Larutan NaOH 0,1 M
-
Larutan H2SO4
-
Indicator fenoflatein
-
Aquades
3. Langkah Kerja
a. Praktikum 1
1. Bilas buret dengan larutan NaOH 0,1 M yang
akan dipakai sebanyak 5 mL
2. Setelah dibilas, isi buret dengan NaOH 0,1
M sebanyak 25 mL
3. Ambil larutan HCl (belum diketahui
konsentrasinya ) sebanyak 10 mL kemudian masukkan ke dalam Erlenmeyer
4. Tambahkan 3 tetes indicator fenoflatein ke
dalam labu tersebut
5. Letakkan labu yang berisi larutan tadi
tepat dibawah buret
6. Selanjutnya larutan di titrasi dengan NaOH
0,1 M sambil mengguncang labu sampi terjadi perubahn warna (pink)
7. Catat jumlah NaOH yang habis digunakan
8. Ulangi langkah tersebut untuk memperoleh
data yang akurat
b. Praktikum 2
1. Bilas buret dengan larutan NaOH 0,1 M yang
akan dipakai sebanyak 5 mL
2. Setelah dibilas, isi buret dengan NaOH 0,1
M sebanyak 25 mL
3. Ambil larutan H2SO4 (belum diketahui konsentrasinya ) sebanyak 10
mL kemudian masukkan ke dalam Erlenmeyer
4. Tambahkan 3 tetes indicator fenoflatein ke
dalam labu tersebut
5. Letakkan labu yang berisi larutan tadi
tepat dibawah buret
6. Selanjutnya larutan di titrasi dengan NaOH
0,1 M sambil mengguncang labu sampi terjadi perubahn warna (pink)
7. Catat jumlah NaOH yang habis digunakan
8. Ulangi langkah tersebut untuk memperoleh
data yang akurat
c. Praktikum 3
1. Buatlah larutan NaOH 0,1 M sebanyak 100 mL
dengan menggunakan labu ukur
2. Isi buret dengan larutan NaOH sampai garis
0 mL
3. Ambil 5 mL asam cuka lalu encerkan sampai
volume 100 mL dalam labu ukur
4. Masukkan 10 mL larutan asam cuka yang telah
diencerkan ke dalam Erlenmeyer
5. Tetesi dengan indicator fenoflatein
sebanyak 3 tetes
6. Letakkan labu yang berisi larutan tadi
tepat dibawah buret
7. Selanjutnya larutan di titrasi dengan NaOH
0,1 M sambil mengguncang labu sampi terjadi perubahn warna (pink)
8. Catat jumlah NaOH yang habis digunakan
9. Ulangi langkah tersebut untuk memperoleh
data yang akurat
10. Hitunglah kadar asam cuka tersebut
4. Hasil Pengamatan
a. Praktikum 1
Percobaan
|
Volume larutan NaOH 0,1 M
|
Volume larutan HCl
|
1
|
Dalam buret =
25 mL
Tersisa
= 11 mL
Terpakai
= 14 mL
|
10 mL
|
2
|
Dalam buret =
25 mL
Tersisa
= 11 mL
Terpakai
= 14 mL
|
10 mL
|
b. Praktikum 2
Percobaan
|
Volume larutan NaOH 0,1 M
|
Volume larutan H2SO4
|
1
|
Dalam buret =
45 mL
Tersisa
= 16 mL
Terpakai
= 29 mL
|
10 mL
|
2
|
Dalam buret =
45 mL
Tersisa
= 16 mL
Terpakai
= 29 mL
|
10 mL
|
c. Praktikum 3
Percobaan
|
Volume larutan NaOH 0,1 M
|
Volume larutan asam cuka
|
1
|
Dalam buret =
50 mL
Tersisa
= 46 mL
Terpakai
= 4 mL
|
10 mL
|
2
|
Dalam buret =
50 mL
Tersisa
= 46 mL
Terpakai
= 4 mL
|
10 mL
|
B.ISI & PEMBAHASAN
Titrasi merupakan salah satu cara
untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan
tersebut dengan zat yang diketahui konsentrasinya secara tepat. Prinsip dasar
titrasi asam basa didasarkan pada reaksi netralisasi asam basa.
Titik ekuivalen pada titrasi asam
basa adalah pada saat dimana sejumlah asam dinetralkan oleh sejumlah basa.
Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. Pada titik ekuivalen
ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisasi asam basa.
Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang pH
dimana titik ekuivalen berada. Pada umumnya titik ekuivalen tersebut sulit
diamati, yang mudah diamati adalah titik akhir yang dapat terjadi sebelum atau
sesudah titik ekuivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik
akhir titrasi dicapai yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik
akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik ekuivalen . Dengan pemilihan
indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi.
Pada titrasi asam kuat dan basa
kuat, asam kuat dan basa kuat dalam air terurai dengan sempurna. Oleh karena
itu, ion hidrogen dan ion hidroksida selama titrasi dapat langsung dihitung
dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan. Pada titik ekuivalen dari titrasi
asam kuat dan basa kuat, pH larutan pada temperatur 25˚C sama dengan pH air
yaitu sama dengan 7.
Jika suatu asam atau basa dititrasi,
setiap penambahan pereaksi akan mengakibatkan perubahan pH. Grafik yang diperoleh
dengan menyalurkan pH terhadap volume pereaksi yang ditambahkan disebut kurva
titrasi.
Ada
empat macam perhitungan jika suatu asam dititrasi dengan suatu basa.
-
Titik awal, sebelum penambahan basa.
-
Daerah antara (sebelum titik ekuivalen), larutan mengandung garam dan asam
yang
berlebih.
-
Titik ekuivalen, larutan mengandung garam.
-
Setelah titik ekuivalen, larutan mengandung garam dan basa berlebih.
Dalam titrasi, suatu larutan yang
harus dinetralkan dimasukkan ke dalam wadah atau tabung. Larutan lain yaitu
basa, dimasukkan ke dalam buret lalu dimasukkan ke dalam asam, mula-mula cepat,
kemudian tetes demi tetes, sampai titik setara dari titrasi tersebut tercapai.
Salah satu usaha untuk mencapai titik setara dalam melalui perubahan warna dari
indikator asam basa. Titik pada saat titrasi dimana indikator berubah warna dinamakan
titik akhir (end point) dari indikator. Yang diperlukan adalah memadankan titik
akhir indikator yang perubahannya terjadi dalam selang pH yang meliputi pH
sesuai dengan titik setara.
Teori bonsted lowry melukiskan reaksi asam basa
dalam peristiwa perpindahan proton,
yaitu perbadingan kekuatan asam basa menentukan kearah mana reaksi asam basa
akan terjadi., yaitu dari kombinasi asam basa yang lebih kuat ke yang lebih
lemah. Teori lewis memnadang reaksi aram basa dari arah pembentukan ikatan
kovalen antara zat penerima pasangn electron (asam) dengan pemberi (donor)
electron (basa). Gunanya yang paling besar adalah dalam keadaan dimana reaksi
terjadi tanpa kehadiran suatu pelarut atau pada saat suatu asam tidak
mengandung atom hidrogen.
Ada beberapa macam titrasi bergantung pada
reaksinya. Salah satunya adalah titrasi
asam basa. Titrasi adalah suatu metode untuk menentukan konsentrasi zat didalam
larutan. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan tersebut dengan larutan
yang sudah diketahui konsentrasinya. Reaksi dilakukan secara bertahap (tetes
demi tetes) hingga tepat mencapai titik stoikiometri atau titik setara.
HCl
(aq) + NaOH(aq) NaCl
+ H2O (l)
Berdasarkan
persamaan stoikiometri untuk reaksi yang sempurna
MHCl x
VHCl = MNaOH
x VNaOH
Ada
dua cara umum untuk mengetahui titik ekivalen pada titrasi asam basa:
1. Memakai pH meter.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekivalen terjadi, dan pada saat itulah titrasi dihentikan.
1. Memakai pH meter.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekivalen terjadi, dan pada saat itulah titrasi dihentikan.
Titik
akhir titrasi yaitu pH pada saat indikator berubah warna dan saat itu juga titrasi
dihentikan. Pada titrasi asam kuat dengan basa kuat digunakan indikator
Fenolftalein (trayek pH 8,3-10) karena kesalahannya paling kecil. Dalam titrasi
ini titik akhir pH>7 dan perubahan warna pada titik akhit titrasi adalah
merah.
Pada praktikum yang telah dilakukan ini, kita dapat
menjawab beberapa pertanyaan dari apa yang telah di praktikkan.
a.
Praktikum 1
( Titrasi HCl dengan NaOH )
1.
Tentukan jumlah
volume rata-rata larutan NaOH yang digunakan
Pada praktik 1, kami melakukan praktik sebanyak 2
kali, maka volume rata-rata yang digunakan adalah sebagai berikut:
= 14 mL
2.
Tentukan jumlah
mol larutan NaOH 0,1 yang digunakan
n. NaOH =
M. V
= 0, 1 x 14
= 1,4 mmol
3.
Tentukan jumlah
mol HCl berdasarkan perbandingan koefisien reaksi
HCl
(aq) + NaOH(aq) NaCl
+ H2O (l)
mol HCl = 1,4 mmol
4.
Tentukan
kemolaran larutan HCl tersebut
MHCl x VHCl = MNaOH x VNaOH
MHCl =
= 0,14 M
b.
Praktikum 2
(Titrasi H2SO4 dengan NaOH )
1.
Tentukan jumlah
volume rata-rata larutan NaOH yang digunakan
Pada praktik 2, kami melakukan praktik sebanyak 2
kali, maka volume rata-rata yang digunakan adalah sebagai berikut:
= 29 mL
2.
Tentukan jumlah
mol larutan NaOH 0,1 yang digunakan
n. NaOH =
M. V
= 0, 1 x 29
= 2,9 mmol
3.
Tentukan jumlah
mol H2SO4 berdasarkan perbandingan koefisien reaksi
H2SO4 (aq) + 2NaOH(aq) NaSO4
+ 2H2O (l)
mol H2SO4 = 1,45 mmol
4.
Tentukan
kemolaran larutan HCl tersebut
M H2SO4 x V H2SO4 = MNaOH x VNaOH
M. H2SO4 =
=
0,29 M
c.
Praktikum 3 (
Titrasi CH3COOH dengan NaOH )
1.
Tentukan jumlah
volume rata-rata larutan NaOH yang digunakan
Pada praktik 3, kami melakukan praktik sebanyak 2
kali, maka volume rata-rata yang digunakan adalah sebagai berikut:
= 4 mL
2.
Tentukan jumlah
mol larutan NaOH 0,1 yang digunakan
n. NaOH =
M. V
= 0, 1 x 4
= 0,4 mmol
3.
Tentukan jumlah
mol asam cuka berdasarkan perbandingan koefisien reaksi
NaOH(aq) + CH3COOH CH3COONa + H2O
(l)
mol HCl = 0,4 mmol
4.
Tentukan
kemolaran larutan HCl tersebut
M CH3COOH x V CH3COOH =
MNaOH x VNaOH
M CH3COOH =
= 0,04 M
5.
Tentukan kadar CH3COOH (
M
=
2,4
= 10,5 . kadar
Kadar = 0,22
C. PENUTUP
1. KESIMPULAN
1.
Titrasi merupakan cara penentuan konsentrasi suatu larutan
dengan volume tertentu dengan menggunakan larutan yang sudah diketahui
konsentrasinya dan mengukur volumenya secara pasti. Bila titrasi menyangkut
titrasi asam-basa maka disebut dengan titrasi adisi-alkalimetri. Larutan yang
telah diketahui konsentrasinya disebut dengan titran.
2.
Jika asam
ditetesi basa, maka PH larutan naik, sebaliknya jika larutan basa ditetesi asam
maka PH larutan akan turun.
3.
Titik
ekivalen merupakan keadaan dimana jumlah mol asam tepat habis bereaksi dengan
jumlah mol basa.
4.
Titik akhir
titrasi adalah titik dalam titrasi yang ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi pink.
5.
Perubahan PH
dalam titrasi asam basa disebut kurva titrasi.
2. PENUTUP
Demikian laporan ini kami buat, kami
menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif, baik dari pembaca
maupun guru pembimbing agar kami dapat memperbaiki kesalahan kami. Kami mohon
maaf apabila banyak kesalahan dalam pembuatan laporan ini karena kami masih
dalam proses pembelajaran. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya bagi kami. Terimakasih.
Aikmel,
24 Oktober 2013
Penyusun
3. DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar